Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan keberhasilan besar dalam operasi internasional melawan kejahatan siber. Dalam aksi yang melibatkan berbagai lembaga penegak hukum dunia, pihak berwenang berhasil menyita server dan aset kripto senilai sekitar 1 juta dolar AS dari geng ransomware asal Rusia yang dikenal dengan nama BlackSuit dan Royal. Langkah ini menjadi salah satu upaya serius untuk menekan ancaman serangan siber terhadap infrastruktur vital di berbagai negara.
Operasi Internasional Tanggulangi Kejahatan Siber
Pada 24 Juli lalu, gabungan penegak hukum dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Irlandia, Prancis, dan Inggris berhasil mengambil alih empat server dan sembilan domain yang digunakan oleh geng ransomware tersebut. Penyitaan ini dilakukan setelah penyelidikan intensif yang berlangsung selama berbulan-bulan. Operasi ini menunjukkan betapa koordinasi antarnegara menjadi kunci dalam membongkar jaringan kejahatan siber lintas batas.
Selain server dan domain, pihak berwenang juga mengamankan aset kripto senilai sekitar 1 juta dolar AS. Uang digital tersebut diyakini berasal dari pembayaran tebusan yang diperoleh dari korban-korban sebelumnya. Keberhasilan ini menjadi pesan kuat bahwa pelaku kejahatan siber tidak memiliki tempat aman, meskipun mereka beroperasi secara global.
Profil Geng Ransomware BlackSuit dan Royal
BlackSuit dan Royal merupakan dua varian ransomware berbeda, namun keduanya diyakini berasal dari kelompok penjahat siber yang sama di Rusia. Target mereka sangat beragam, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, energi, keamanan publik, hingga lembaga pemerintah. Serangan mereka sering kali melumpuhkan sistem penting dan memaksa korban untuk membayar tebusan besar.
Menurut Badan Keamanan Siber AS (CISA), sejak awal beroperasi, geng BlackSuit telah menuntut tebusan lebih dari 500 juta dolar AS, dengan satu kasus permintaan tertinggi mencapai 60 juta dolar. Hal ini menegaskan bahwa kelompok ini termasuk salah satu pelaku ransomware paling berbahaya di dunia.
Kerugian Besar dan Dampak Global
Data dari Homeland Security Investigations menunjukkan bahwa sejak 2022, gabungan serangan Royal dan BlackSuit telah menginfeksi lebih dari 450 korban di Amerika Serikat saja. Nilai total tebusan yang telah mereka kantongi diperkirakan mencapai lebih dari 370 juta dolar AS. Kerugian ini tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga berdampak pada layanan publik yang vital.
Serangan semacam ini sering kali menyebabkan gangguan besar, terutama di sektor kesehatan dan energi. Di beberapa kasus, rumah sakit harus menghentikan layanan darurat karena sistem mereka terkunci oleh ransomware, yang berpotensi membahayakan nyawa pasien.
Penyitaan Bitcoin dari Bursa Kripto
Bitcoin senilai 1 juta dolar AS yang disita berasal dari akun bursa mata uang kripto. Menurut pihak berwenang, aset tersebut sudah dibekukan sejak Januari tahun lalu sebelum akhirnya secara resmi disita. Langkah ini menunjukkan bahwa pelacakan aset digital menjadi bagian penting dari strategi pemberantasan kejahatan siber.
Dengan teknologi pelacakan modern, aparat mampu menelusuri aliran dana meski menggunakan mata uang kripto yang biasanya sulit dilacak. Hal ini menambah tekanan bagi kelompok peretas yang mengandalkan anonimitas untuk menghindari deteksi.
Peringatan terhadap Ancaman Siber
Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, John A. Eisenberg, menegaskan bahwa serangan geng BlackSuit terhadap infrastruktur penting AS merupakan ancaman serius bagi keselamatan publik. Ia menekankan pentingnya kolaborasi global untuk menanggulangi ancaman ini, mengingat para pelaku sering beroperasi lintas negara dan menggunakan teknologi canggih.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa kejahatan siber bukan hanya masalah teknis, tetapi juga ancaman terhadap keamanan nasional. Oleh karena itu, semua sektor, baik pemerintah maupun swasta, perlu meningkatkan pertahanan siber mereka.