![]() |
credit gambar : Ultraviolette |
Industri sepeda motor listrik dunia kembali bergairah setelah Ultraviolette, startup asal India, mengumumkan langkah ekspansi agresif ke berbagai pasar internasional. Didukung pendanaan segar sebesar $21 juta yang dipimpin oleh TDK Corporation, perusahaan ini bertekad memperluas jangkauan hingga ke Eropa, Amerika Latin, dan Asia Tenggara. Kesuksesan model unggulan F77 Mach 2 dan F77 SuperStreet menjadi titik awal penting yang mengantarkan Ultraviolette menuju panggung global.
Lompatan Besar ke Pasar Internasional
Dua bulan sebelumnya, Ultraviolette telah melebarkan sayapnya ke 10 negara di Eropa. Dengan modal baru ini, target mereka adalah melipatgandakan jangkauan hingga empat kali lipat di benua tersebut. Selain itu, fokus perusahaan juga akan diarahkan ke pasar yang memiliki budaya penggunaan sepeda motor tinggi seperti Amerika Latin dan Asia Tenggara. Ekspansi ini bukan sekadar penetrasi pasar, tetapi juga langkah strategis untuk membangun citra global yang setara dengan merek kendaraan listrik ternama dunia.
Pertumbuhan portofolio produk menjadi salah satu strategi utama. Ultraviolette menargetkan memiliki 14 model sepeda motor listrik hingga awal 2027. Pencapaian ini akan menempatkan perusahaan dalam posisi yang lebih kompetitif, terutama di segmen motor sport listrik kelas menengah yang selama ini masih minim pesaing serius.
Visi Dua Sahabat Pendiri
Ultraviolette lahir dari kolaborasi dua sahabat masa kecil, Narayan Subramaniam (CEO) dan Niraj Rajmohan (CTO). Dengan latar belakang di bidang teknik mesin, desain otomotif, ilmu komputer, dan elektronik, keduanya bertekad menghadirkan sepeda motor listrik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bertenaga dan stylish. Inspirasi mereka banyak dipengaruhi oleh kisah sukses Tesla yang berhasil mengubah citra kendaraan listrik menjadi simbol gaya hidup modern.
Pada awalnya, pasar sepeda motor listrik India didominasi oleh model berkecepatan rendah yang sebagian besar diimpor dari Tiongkok. Ultraviolette memilih jalur berbeda: menghadirkan motor listrik yang mampu menandingi performa motor bensin 150cc hingga 800cc, memadukan kecepatan, jarak tempuh, dan desain premium dalam satu paket.
Produk Andalan dan Inovasi Teknologi
Model pertama, F77, membutuhkan waktu empat tahun pengembangan sejak 2016 hingga resmi diluncurkan pada 2019. Versi komersialnya dibekali baterai tetap yang mampu menempuh jarak lebih dari 300 km per pengisian, kecepatan maksimum 155 km/jam, dan tenaga puncak 30 kW dengan torsi hingga 100 Nm. Selain itu, Ultraviolette juga memperkenalkan motor ringan Shock Wave dan skuter Tesseract yang dilengkapi radar depan-belakang serta kamera untuk membantu berkendara dan mendeteksi titik buta.
Harga skuter Tesseract dipatok sekitar ₹145.000 (Rp 26 juta), sedangkan sepeda motor listriknya dijual mulai dari ₹175.000 (Rp 31 juta) hingga setara Rp 160 juta. Semua unit dilengkapi konektivitas eSIM dan sistem perawatan prediktif yang dapat memberi peringatan dini, seperti kebutuhan pelumasan rantai, melalui aplikasi khusus di ponsel pengguna.
Fasilitas Produksi dan Kemandirian Teknologi
Ultraviolette memiliki fasilitas manufaktur di Electronics City, Bengaluru, dengan kapasitas produksi awal 30.000 unit per tahun. Perusahaan mengelola seluruh proses secara mandiri, mulai dari pengembangan perangkat lunak, sistem manajemen baterai, pengendali motor, hingga produksi baterai itu sendiri. Tenaga kerja mereka mencapai sekitar 500 orang, termasuk 200 staf yang fokus pada penelitian dan pengembangan.
Ke depan, kapasitas produksi akan ditingkatkan menjadi 60.000 unit, bahkan ditargetkan mencapai 300.000 unit per tahun dengan penambahan pabrik baru. Langkah ini diiringi ekspansi jaringan ritel dari 20 menjadi 100 toko di berbagai kota India pada Maret tahun depan.
Strategi Branding dan Sertifikasi Global
Dari awal berdiri, Ultraviolette sudah menargetkan pasar global. Nama “violet” dipilih karena kemiripan pengucapannya di lebih dari 30 bahasa Eropa, sementara “ultra” mencerminkan inovasi dan teknologi mutakhir. Perusahaan ini bahkan mengurus sertifikasi Eropa untuk semua produknya sebelum resmi masuk ke pasar tersebut, menunjukkan keseriusan mereka dalam menembus persaingan internasional.
Berbeda dengan banyak produsen India lain yang fokus pada pasar domestik, Ultraviolette memilih pendekatan universal. Hal ini dinilai lebih tepat mengingat pasar sepeda motor listrik di India baru mencapai penetrasi 7,66%, jauh di bawah rata-rata global 16,48%, menurut laporan NITI Aayog.
Tantangan Pasar Domestik
Pasar India dikenal sangat sensitif terhadap harga. Sepeda motor di sana umumnya dibeli sebagai kebutuhan utama, bukan barang mewah. Hal ini membuat penjualan model premium dalam jumlah besar di pasar lokal menjadi tantangan tersendiri. Meski demikian, Ultraviolette yakin produk mereka memiliki segmen tersendiri yang menghargai kualitas dan teknologi.
Target pemerintah India untuk mencapai 30% adopsi kendaraan listrik pada 2030 dinilai ambisius, mengingat pertumbuhan yang masih lambat. Oleh karena itu, fokus pada pasar internasional menjadi langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan bisnis.
Rencana Ekspansi Mendatang
Pada tahun depan, Ultraviolette akan memperluas operasi di Eropa dengan dukungan 40 dealer yang sudah ada. Selain itu, mereka akan memulai proyek percontohan di Amerika Latin dan Asia Tenggara, serta menjajaki pasar Amerika Serikat dan Jepang. Perusahaan menargetkan penjualan hingga 10.000 unit motor pada akhir tahun ini, naik dari 3.000 unit yang telah terjual.
Dengan proyeksi pendapatan lebih dari $50 juta di tahun keuangan ini, Ultraviolette semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di pasar motor listrik dunia. Hingga saat ini, total pendanaan yang telah mereka himpun mencapai sekitar $75 juta, dengan dukungan dari investor besar seperti Zoho Corporation, Lingotto, Qualcomm Ventures, Exor, dan TVS Motor.