Iklan

AS Terapkan Tarif 25% untuk Impor dari Jepang dan Korea Selatan Mulai Agustus

Selasa, 08 Juli 2025, 11:29 WIB Last Updated 2025-07-08T04:29:36Z

 

AS Terapkan Tarif 25% untuk Impor dari Jepang dan Korea Selatan Mulai Agustus

Amerika Serikat akan mulai memberlakukan tarif impor sebesar 25% terhadap produk dari Jepang dan Korea Selatan pada 1 Agustus mendatang. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump melalui unggahan di platform Truth Social, yang menunjukkan bukti korespondensi dengan pemimpin kedua negara Asia tersebut.

Trump Umumkan Tarif Lewat Unggahan Media Sosial

Presiden AS Donald Trump membagikan tangkapan layar surat yang ditujukan kepada Perdana Menteri Jepang, Ishiba Shigeru, dan Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa kebijakan tarif sebesar 25% akan mulai diberlakukan atas produk impor tertentu dari kedua negara.

Unggahan Trump tersebut muncul di tengah pernyataannya bahwa ini adalah bagian dari serangkaian kebijakan ekonomi timbal balik. Ia menyebutkan bahwa ini merupakan langkah awal dari total 15 surat yang akan dikirim ke sejumlah negara mitra dagang hingga hari Rabu.

Tarif Baru Merupakan Kebijakan Timbal Balik

Penerapan tarif ini merupakan bagian dari kebijakan "tarif timbal balik" yang diumumkan Trump sebelumnya. Ia menilai bahwa mitra dagang seperti Jepang dan Korea Selatan selama ini mendapatkan keuntungan lebih dari hubungan dagang dengan Amerika Serikat.

Menurut Trump, penerapan tarif tambahan menjadi solusi untuk mengoreksi ketidakseimbangan perdagangan. Kebijakan ini diyakini akan menyeimbangkan neraca dagang dan memberi keuntungan lebih besar bagi produsen dalam negeri.

Pengenaan Tambahan Bea Masuk pada Produk Tertentu

Selain tarif umum sebesar 25%, surat tersebut juga mencantumkan pengenaan bea masuk tambahan untuk produk dari sektor-sektor tertentu. Hal ini dilakukan untuk menargetkan kategori produk yang dianggap paling merugikan industri dalam negeri AS.

Pemerintah AS menyebutkan bahwa langkah ini penting agar produk dalam negeri tidak terus-menerus tersisih akibat harga produk asing yang lebih murah karena praktik perdagangan yang tidak adil.

Larangan Pengiriman Ulang Produk untuk Hindari Tarif

Dalam surat tersebut juga ditegaskan larangan atas praktik pengiriman ulang produk melalui negara ketiga untuk menghindari tarif. Produk yang terbukti dikirim ulang tetap akan dikenakan tarif tinggi sesuai ketentuan baru.

Praktik pengiriman ulang ini umum digunakan untuk menghindari tarif perdagangan dengan cara memindahkan produk ke negara perantara sebelum tiba di AS. Trump memastikan bahwa pengawasan akan ditingkatkan untuk mencegah celah tersebut.

Tujuan Utama: Mengurangi Defisit Perdagangan AS

Alasan utama penerapan tarif baru ini adalah untuk menekan defisit perdagangan AS yang selama ini terus membengkak. AS mencatatkan defisit perdagangan barang yang cukup besar dengan Jepang dan Korea Selatan selama beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, defisit dengan Jepang mencapai $68,5 miliar, sementara dengan Korea Selatan mencapai $66 miliar pada tahun 2024. Angka ini menjadi salah satu alasan Trump memperketat kebijakan perdagangan.

Tarif Berlaku Mulai 1 Agustus 2025

Pemberlakuan tarif baru ini dijadwalkan efektif mulai 1 Agustus. Pemerintah AS memberikan waktu transisi bagi pelaku usaha untuk menyesuaikan strategi perdagangan mereka sebelum kebijakan mulai dijalankan secara penuh.

Pada tanggal tersebut, semua produk yang masuk dari Jepang dan Korea Selatan akan dikenakan tarif 25%, kecuali ada perubahan kebijakan atau kesepakatan baru yang dicapai antara ketiga negara.

Respons Internasional Masih Ditunggu

Sampai saat ini, pemerintah Jepang dan Korea Selatan belum memberikan tanggapan resmi atas surat dari Trump. Namun para pengamat memperkirakan adanya kemungkinan ketegangan baru dalam hubungan dagang antara ketiga negara.

Langkah ini juga menarik perhatian dunia internasional karena dapat berdampak pada rantai pasok global. Banyak pihak memantau apakah kebijakan ini akan memicu respons balasan atau negosiasi ulang perjanjian perdagangan bilateral.

Kebijakan Perdagangan AS Tetap Jadi Sorotan Global

Kebijakan tarif yang kembali dihidupkan oleh Donald Trump memperkuat posisinya sebagai tokoh dengan pendekatan proteksionis dalam kebijakan ekonomi. Strategi ini mencerminkan prioritas untuk mendukung produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Langkah seperti ini bukan yang pertama, dan seringkali mengundang kritik dari komunitas internasional. Selengkapnya mengenai kebijakan perdagangan AS dapat dibaca di Bloomberg.

Komentar

Tampilkan

Terkini